Selasa, 24 Juni 2008

Rogo iku kudu diragati ben ora dadi ragangan.

Rogo yen kebacut dadi ragangan, ragate rakaru-karuan.”

(Tubuh itu perlu pemeliharaan biar tidak jadi sakit-sakitan. Tubuh jika sudah terlanjur sakit-sakitan, biaya pengobatannya sangat mahal dan terkadang tidak terjangkau)


Sebuah kalimat yang syarat makna. Kesehatan itu memang aset yang tak ternilai. Badan dan jiwa yang sehat itu karunia dari-Nya, yang harus kita syukuri dan kita pelihara. Kesehatan itu dapat dipertahankan jika ada upaya pencegahan terhadap hal-hal yang menggerogotinya, baik dari makanan, minuman, perilaku maupun pola hidup kita.

Pola pikir sebagian besar masyarakat masih belum berfikir tentang sikap, perilaku dan tindakan preventif untuk mempertahankan tubuh/jiwa tetap sehat meski umur semakin udzur. Seringkali orang lupa dan merasa dirinya sehat, yang sebenarnya dia sedang menumpuk potensi sakit karena tidak adanya upaya prefentif untuk menguranginya.

Memang kala kita masih muda yaitu ketika tubuh masih kuat dan sistem organ masih mampu bekerja dibawah tekanan, di kala itu pula kesadaran kita seolah-olah tenggelam. Padahal paparan zat toksin, karsinogen, residu pestisida pertanian terus masuk dalam tubuh dan mengendap. Paparan-paparan zat-zat yang merugikan dari segala jenis makanan dan minuman (residu pestisida, bahan perwarna makanan, Pengawet, penyedap rasa dsb) akan bermula dari sistem pencernaan kita. Sistem pencernaan merupakan sistem pertahanan pertama. Disitulah pabrik pengolahan sumber energi dan nutrisi tubuh dibuat, diserap oleh tubuh melalui usus dan kemudian didistribusikan oleh darah keseluruh sel-sel tubuh yang membutuhkan. Dalam mekanisme tersebut, zat-zat yang merugikan tubuh kitapun akan beredar bersama peredaran darah.

Jika zat-zat toksin yang masuk dalam darah menjadi begitu banyak, beban kerja sistem penyaringan kita (hati/liver, ginjal, rahim, kulit) menjadi berat. Begitu seterusnya sistem metabolisme tubuh mulai terganggu dan tidak seimbang Padahal Organ sistem penyaring merupakan garis pertahanan kita yang kedua. Dalam tahap lanjut sangat mungkin organ-organ tersebut rusak/drop. Pada akhirnya Pertahanan tubuh kita yang ketiga yakni sistem endokrin (Tiroid, paratiroid, pituitari, pineal, timus, pankreas dll) menjadi tidak mampu bekerja dengan baik. Misalnya saja kelenjar pankreas yang tidak mampu lagi menghasilkan insulin sehingga kita mengalami diabetes. Atau ketika sistem metabolisme tubuh tidak mampu mengeluarkan basa-basa purin dari dalam tubuh, kita mulai menderita gout, rematik, dan asam urat.

Paparan di atas hanyalah sebuah ilustrasi untuk mengingatkan kepada kita betapa pentingnya arti sehat dan betapa pentingnya kesadaran kita untuk memeliharanya. Jika kita sehat, tugas kemanusiaan kita akan dapat kita laksanakan dengan baik dan begitupun sebaliknya.

Menjaga kesehatan tidaklah selalu harus keluar uang. Di dalam Islam, Muhammad SAW bersabda ” Sumber dari penyakit adalah perut. Perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat (HR. Muslim)”. Itu adalah tawaran cara paling murah, yaitu anjuran berpuasa, diikuti anjuran untuk “ makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang”. Alias tidak “ ‘abdul butun” atau tidak semata-mata mengikuti kehendak perut. Ingat perut adalah pabrik pengolahan makanan bagi tubuh kita. Input bahan-bahannya seyogyanya sehat dan bersih agar hasil produksinya juga baik bagi tubuh. Dan ampas hasil produksinya juga tidak membebani perut ketika masih bersarang didalamnya. Tetapi jika anda menyadari fungsi produk kesehatan natural yang menawarkan konsep detoksifikasi (pembersihan racun), penyeimbangan dan pengaktifan sistem organ, selayaknya produk-produk tersebut anda gunakan untuk menjaga kesehatan anda.


1 komentar:

Sarana Hidup Sehat mengatakan...

Wah sebuah nasehat dan pemberian paradigma yang bagus. Memamg di saat serba susah sekarang ini, sehat itu faktor penting. Sebab setidaknya dengan sehat kita tidak perlu kawatir biaya rumah sakit. kita semua tahu kan kalau yang namanya rumah sakit itu, berapa biaya medis yang perlu kita keluarkan untuk menebusnya?
Tapi sayang banyak kita memang tidak sadar. Sadar-sadar sudah nggletak dan saat itu baru berkata dalam hati " oooo ternyata saya sakit to". tapi kan sudah terlambat? Ya kalau cuma masuk angin biasa, flu biasa. Lha kalau jantung, lever, Stroke. Bukannya kalau sudah seperti itu rasanya duit dan harta benda kita tidak bisa membahagiakan kita? Apakah arinya duit ratusan juta atau milyaran tapi kita jantungan? atau kita stroke dan hanya "ngegek-egek" ditempat tidur?
Jadi memang betul yang anda katakan itu bahwa "Rogo iku kudu diragati, ben ora dadi ragangan". bagus juga tuh istilahnya. tapi kira-kira gimana ya bentuk-bentuk ataupun sarana tindak preventif itu ya? Setidaknya ini penting untuk kita ketahui. meskipun yang lebih penting lagi adalah "KESADARAN DAN KEMAUAN KITA UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PREVENTIF" dan "TIDAK OWEL /MEDIT(PELIT) UNTUK KELUARIN BIAYA PREVENTIF". Betul, sebab banyak orang yang owel/pelit untuk beli makanan/obat/suplemen yang bantu menjaga kesehatannya, yang sebenarnya juga mengobati. tapi tidak owel untuk beli pulsa, beli makanan yang enak (dimulut) tetapi tidak sehat atau maaf untuk dugem, hura-hura dan lainlain. Bukanlah sebenarnya apa yang kita keluarkan untuk tindakan-tindakan preventif itu juga untuk kebaikan diri kita sekarang dan esok?
tapi ya itulah manusia, kalau di nasehati yang baik itu susah menerima. Kalau yang buruk ndak usah dinasehati saja sudah menjalankannya. Nanti kalau semua orang sadar, malah rumah sakit ndak laku ntar... he...he...he...

TULIS LAGI YA YANG BAGUS. GUA TUNGGU